Memuliakan Wanita, Profesi Bidan Menjadi Pekerjaan Mulia

Cirendeu – Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta menyelenggarakan sumpah bidan ke 21. Pada kegiatan kali ini Universitas Muhammadiyah Jakarta menggunakan sistem hybrid atau paduan antar daring dan tatap muka. Dengan mengusung tema “Bidan Islami Yang Berintegritas dan Menjunjung Harkat Perempuan” di Aula Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Kamis (25/11/2021)

Acara sumpah bidan ini menjadi sumpah terakhir dalam program D3 Kedokteran dan Kesehatan. Yang diikuti oleh 23 mahasiswa Program Studi D3 Kedokteran dan Kesehatan melalui Zoom Meeting.

Pada kesempatan kali ini Kaprodi D3 FKK UMJ berpesan “Pengambilan sumpah bidan yang akan anda ucapkan bentuk pernyataan diri sebagai awal. Dimana seorang bidan berhak untuk mengabdikan diri kepada masyarakat khususnya kesehatan perempuan, ibu dan anak serta bekerja dengan kode etik profesi, standar tugas, dan wewenang profesi bidan. Konsekuensi dari ikrar tersebut merupakan tanggung jawab sosial”, ucap Irfatu Rahni S.pd S.St M. Km

Dan dalam sumpah mahasiswa kebidanan ini dihadiri oleh perwakilan dari Ikatan Bidan Indonesia. “menjadi bidan menjadi pilihan sendiri, diperlukan komitmen yang kuat serta menjadi tugas yang mulia, tugas yang tidak mengenal lelah. Kapan dan di mana saja dan menjadi babak baru bekerja di tengah masyarakat yang semakin maju dan kritis akan mendapatkan haknya”, ucap Sri India S,St M

Selain Sri India, Dekan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan juga menjelaskan “meskipun kegiatan ini dilaksanakan secara campuran antara daring dan tatap muka, tentunya sumpah bidan kali ini tidak mengurangi hikmat dan esensi dari akad sumpah itu sendiri”. Beliau menambahkan “sudah waktunya langkahnya menerapkan dan mengabdikan ilmu dan keterampilan kepada masyarakat dan melanjutkan pendidikan berikutnya. Gelar bidan merupakan amanah baru yang diemban yang dimana ada sebuah tanggung jawab kedisiplinan, kejujuran, komitmen, dan yang terpenting adalah empati” kata dr. Muhammad fachri Sp.P,FAPSR, FISR

Selanjutnya,sambutan dari Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta beliau juga berpesan “agar tetap menjalin komunikasi dan menjaga almamater”. Ucap Dr.Ma’mun Murod, M.Si. Kemudian beliau mengiyakan perkataan Kaprodi FKK “Dalam diri bidan ada tanggung jawab sosial dan keagamaan dengan tidak membedakan antara keagamaan, suku, dan ras. Dan yang sakit harus ditangani dengan baik tanpa melihat latar belakang dari sisi yang bersifat sosial dan tanggung jawab keagamaan yang dilihat dari nilai-nilai dasar dalam islam”, lanjut Dr.Ma’mun Murod, M.Si (Dian Andriani)